Selasa, 20 September 2011

Manusia Pemakan Ayam Hidup Jalani Therapi Psikis



Sidoarjo
- Miskaulah (38) warga RT 12 RW 5 Dusun Jangan Asem Desa Trompo Asri Jabon yang punya kebiasaan makan ayam hidup, dibawa ke RSUD Sidoarjo.


Janda tambun beranak 2 itu disarankan untuk menjalani terapi dan pengobatan agar kebiasaan anehnya hilang. Dalam penanganan di RSUD, Miskaulah diperiksa di ruangan poli psikiatri RSUD Sidoarjo.

Kedatangan wanita yang mempunyai nama akrap Pretty di RSUD Sidoarjo itu juga mengundang perhatian banyak orang di RSUD yang sedang menjenguk keluarganya.

Dr Syamsul Rahmadi sepesialis syaraf RSUD Sidoarjo, yang menangani Miskaulah menjelaskan secara klinis medis, bukan semacam gangguan. Itu akibat pola makan sejak kecil yang terbiasa.

Dia menyebut, kebiasaan memakan ayam hidup juga mulai berkurang. Dulu yang biasanya 5 ekor ayam besar perhari, kemudian hanya 2 ekor ukuran besar dan menyusut lagi kini tinggal 2 ekor dan sifatnya kecil-kecil. ''Alhamdulillah, Miskaulah juga punya iktikad baik untuk mengakhiri kebiasaan anehnya itu,'' ujarnya Rabu (15/6/2011).

Nantinya, lanjut dia, Miskaulah juga akan dilab secara lengkap untuk mengetahui penyakit yang ada. Dia setiap harinya memakan ayam yang juga meminum darahnya sekalian, yang tentunya tidak steril. ''Konsekwensi darah yang tidak steril, akan ada bakteri dan itu berbahaya,'' terang dia.

Dr Liana sepesialis kejiwaan yang menangani Pretty juga bersyukur karena yang bersangkutan ingin mengakhiri kebiasaan aneh itu. Penanganan yang dilakukan kepada Miskaulah akan meliputi terapi psikis dan pengobatan. Dia juga sangat koperatif dalam pemeriksaan yang harus dilakukan di RSUD. ''Ia ingin hilangkan kebiasaan langkanya itu,'' tuturnya menirukan pengakuan Miskaulah.

Setiba di RSUD Sidoarjo, badan Miskaulah sempat lemas dan dingin karena tidak boleh makan ayam hidup. Pihaknya RSUD menyediakan makanan untuk Miskaulah dan sempat akan ditolak. Setelah dipaksa, akhirnya Miskaulah bersedia makan nasi, tapi porsinya sedikit sedikit sekali.

Miskaulah juga menandaskan kalau dirinya ingin sehat dan normal makan nasi seperti orang umumnya. Ini dilakukannya agar kedua anaknya yang hidup bersamanya, tidak malu dan takut dioloki teman-temannya disekolah. ''Dari dulu saya ingin mengakhiri kebiasaan ini. Mudah-mudahan dalam terapi dan pengobatan di RSUD ini berhasil,'' tutur dia dengan mengamininya.

Sumber : beritajatim.com

0 komentar:

Posting Komentar